Sebagian besar warga
Depok pasti mengetahui sebuah tugu yang berada di daerah tanah baru, Depok.
Tugu itu terletak pada sebuah persimpangan jalan, sehingga jangan heran ketika
tugu tersebut menjadi sebuah patokan untuk menunjukan wilayah Tanah Baru.
Namun, sedikit orang yang
mengetahui apa sebenarnya Tugu tersebut, Tugu tersebut merupakan Tugu Gong Si
Bolong. Dimana, terdapat replika Gong si Bolong diatas tugu tersebut. Gong si
Bolong pun sekarang menjadi nama dari kelompok kesenian khas kota Depok. Tak
tanggung tanggung kelompok kesenian ini pernah memenangkan juara 1 dalam
pagelaran kesenian Jawa Barat Travel Exchange 2008.
Ditemukannya Gong si Bolong
Sejarah Gong si Bolong
ini pun tergolong unik, karena juga merupakan sebuah cerita/legenda dari
masyarakat Depok. Monitor Depok, sebuah harian lokal kota Depok,pada tanggal 10
Juli 2008 pernah menuliskan artikel terkait sejarah munculnya Gong si Bolong
ini.
Kisah ini di mulai abad
ke 16, saat itu Kampung Tanah Baru masih lebih banyak hutan dan rawa, dimana
penduduknya sangat sedikit dan umumnya bertani. Di Kampung Tanah Baru tersebut
kerap kali terdengar bunyi-bunyian suara Gamelan di malam hari, namun ketIka
sumber dari suara tersebut dicari tak satu pun orang yang dapat menemukannya.
Di tahun 1648, Seorang
warga bernama Pak Jimin menemukan sumber bunyi tersebut, yang ternyata memang
seperangkat gamelan. Namun ternyata tidak ada orang yang memainkannya.
Lokasi penemuannya adalah di sekitar curug Agung di aliran sungai krukut. Pak
jimin pun hanya sanggup membawa sebuah gong yang bolong di tempat pukulnya,
gendang, dan bende. Ketika Pak Jimin kembali lagi bersama beberapa tetangganya
untuk menggambil sisa perangkat gamelan itu, ternyata perangkat gamelan lainnya
sudah raib. Ketiga alat music tersebut akhirnya diberi nama Si Gledek, karena
bunyinya yang nyaring.
Menjadi Kesenian Khas Depok
Gong si Bolong, baru
dilengkapi sehingga menjadi satu set gamelan yang bisa dimainkan ketika berada
di tangan Pak Tua Galung (Pak Jerah). Pak jerah melengkapinya dengan satu set
gendang, dua set saron, satu set kromong, satu set kedemung, satu set kenong,
terompet, bende serta gong besar. Ini pula yang menandai terbentuknya Kelompok
Kesenian Gong si Bolong.